Jumat, 24 Desember 2010

RUKUN-RUKUN AGAMA

Rukun agama ada 3 (tiga), yaitu:

1. Islam

2. Iman

3. Ihsan

Ketiga hal inilah yang ditanyakan oleh Jibril kepada Nabi kita Muhammad saw ketika ia mendatangi beliau dalam bentuk seorang Badui yang saat itu banyak dihadiri oleh para sahabat, ketika Jibriil telah pergi Nabi saw bertanya kepada mereka: "Kemanakah lelaki itu?" Ternyata mereka tidak menemukannya, beliau saw berkata: "Itulah Jibril ia mendatangi kalian untuk mengajarkan perkara agama kalian."

ISLAM

Islam adalah kepatuhan kepada hukum-hukum syariat secara keseluruhan yang telah dibawa oleh junjungan kita Muhammad saw.
Rukun Islam ada lima:

  1. Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
  2. Mendirikan shalat
  3. Menunaikan zakat
  4. Puasa Ramadhan
  5. Haji ke Baitullah bagi yang mampu melaksanakannya.

Arti aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah

Arti aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah : Aku mengetahui, meyakini dalam hati dan aku terangkan kepada orang lain bahwa tiada Tuhan yang patut disembah di alam semesta selain Allah.

Arti aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah

Arti aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah : Aku menyadari, meyakini dalam hati dan aku menerangkan kepada orang lain bahwa junjungan kami Muhammad bin Abdillah adalah utusan Allah yang Ia utus kepada seluruh makhluk dengan membawa agama Islam. Oleh karena itu kita wajib mengimaninya dan mempercayai segala kabar yang ia bawa dari Allah tentang urusan agama, dunia dan akhirat. Wajib pula kita menjalankan apa yang Rasul perintahkan kepada kita dan mencegah segala perbuatan yang tercela yang beliau saw larang agar kita menjadi hamba yang taat dan dekat kepada Allah.


Mengenal Rasulullah SAW

Makna mengenal Rasulullah SAW adalah berimannya seorang mukallaf dan meyakini bahwa Allah SWT telah mengutus Rasulullah SAW kepada seluruh makhluk, baik manusia, jin, bangsa Arab maupun non-Arab, dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, supaya beliau memenangkannya atas agama seluruhnya, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukainya, dan bahwa beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah dan menasehati umat dan benar dalam segala hal yang disampaikannya dari Allah SWT.

Allah tidak akan menerima keimanan seorang hamba sekalipun ia beriman kepada-Nya hingga ia beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh ajaran yang dibawanya berupa urusan dunia, barzakh dan akhirat.

Nasab Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah nabi yang ummi, rasul yang berbangsa Arab, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan, dan Adnan termasuk cucu Ismail az-Zabiih bin Ibrahim al-Khalil 'alaihimas salam.

Dan, Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab sampai akhir nasab ayah beliau yang lalu.

Rasulullah SAW lahir di Mekah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal 50 hari sesudah Tahun Gajah menurut pendapat yang masyhur. Manakala usia beliau sampai 40 tahun, turunlah Ruhul Amin (Malaikat Jibril) kepada beliau, dan Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi alam semesta. Sesudah diangkat sebagai rasul, belaiu tinggal di Mekah selama 13 tahun. Kemudian beliau hijrah ke Madinah dan tinggal di sana selama 10 tahun. Beliau wafat di Madinah pada tahun 11 Hijriyah dan dikuburkan di sana dalam usia 63 tahun.

Beliau hidup di dalam kuburnya dan bisa mendengar shalawat orang-orang yang mengucap shalawat serta salam orang-orang yang mengucapkan salam atasnya.

Anak dan Istri Rasulullah SAW

Anak-anak Rasulullah SAW ada 7 orang: 3 laki-laki yaitu Al-Qasim dan Abdullah dan dia dipanggil At-Thayyib dan At-Thahir, sementara yang ketiga adalah Ibrahim. Mereka semuanya meninggal dunia ketika masih kecil. Empat orang lainnya adalah perempuan, dan mereka adalah Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah Az-Zahra yang paling kecil dan paling mulia, dan dia hidup sesudah wafat Rasulullah SAW kira-kira 6 bulan. Ibunda mereka -- kecuali Ibrahim -- adalah Khadijah al-Kubra binti Khuwailid, dan dia adalah pemimpin istri-istri beliau dan paling dahulu masuk Islam serta paling dahulu beliau nikahi. Sedangkan istri-istri beliau yang lainnya adalah: Aisyah binti Abubakar as-Shiddiq, Saudah binti Zam'ah, Hafshah binti Umar bin Al-Khattab, Zainab binti Jahsy, Juwairiyah binti Al-Harits al-Khuza'iyah, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, Shafiyyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits al-Hilaliyah. Semoga Allah meridhai mereka.

Adapun yang terkenal dari istri-istri beliau adalah 11 orang. Yang meninggal dunia di antara mereka semasa hidupnya adalah Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, dan saat meninggal dunia beliau meninggalkan 9 istri lainnya.

Orang Tua dan Moyang Rasulullah SAW Semuanya Bertauhid

Ketahuilah bahwa ayah ibu dan kakek nenek Rasulullah SAW seluruhnya bertauhid, mereka bukanlah orang-orang musyrik. Hal tersebut ditunjukkan oleh sabda Rasulullah SAW: "Allah senantiasa memindahkan aku dari sulbi-sulbi yang BAIK ke rahim-rahim yang SUCI," Allah SWT berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang MUSYRIK itu NAJIS." Maka wajiblah tak seorang pun dari kakek nenek beliau musyrik. Maka selamatnya kedua orang tua Rasulullah SAW dan berimannya mereka, bahkan mendapatkan kedudukan terbesar ahli iman bagi keduanya, merupakan keyakinan kita. Ambillah pendapat ini, niscaya kamu selamat. "Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian), dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Al-Baqarah: 105)

Keistimewan-keistimewaan Rasulullah SAW

Nabi kita Muhammad SAW memiliki keistimewaan melebihi seluruh nabi dengan banyak keistimewaan:
Diantaranya keadaan beliau sebagai penutup para nabi dan rasul. Maka tidak ada lagi nabi dan rasul sesudahnya. Di antara keistimewaannya, beliau lebih mulia dari para nabi, rasul dan makhluk seluruhnya. Di antara keistimewaannya, keumuman risalah beliau kepada bangsa jin, manusia, Arab, dan Ajam (non-Arab). Di antara keistimewaannya, Allah SWT menjadikan umatnya sebagai umat terbaik dan menasakh (menghapus) seluruh syariat dengan syariatnya.

Sifat dan karakteristik khusus Nabi Muhammad saw


Rasulullah melihat apa yang ada di belakangnya. Rasulullah SAW melihat apa yang tidak kita lihat dan mendengar apa yang tidak kita dengar. Ketiak Nabi yang mulia putih warnanya. Nabi Muhammad SAW terpelihara dari kebiasaan menguap. Keringat Rasulullah SAW harum baunya. Rasulullah SAW tidak memiliki bayangan. Nabi Muhammad SAW tidak dihinggapi lalat. Diantara keistimewaan Rasulullah SAW adalah kutu rambut tidak mampu menyakitinya.Darah beliau adalah suci. Mata Rasulullah SAW tidur tapi hatinya tidak. Rasulullah SAW terpelihara dari mimpi berjimak. Air seni Rasulullah SAW adalah suci. Dan banyak lagi keistimewaan Nabi SAW lainnya yang tidak dapat disebut secara keseluruhan. Berikut adalah ringkasan mengenai keistimewaan Nabi Muhammad SAW yang disusun oleh sebagian ulama dalam bentuk nazham:


Nabi kita diistimewakan dengan sepuluh sifat
Ia tidak pernah berihtilam sama sekali
Tak ada padanya bayangan
Bumi menelan apa yang keluar darinya
Begitu pula lalat enggan mendekat
Kedua matanya tertidur, hatinya tak mendengkur
Terlihat olehnya apa yang ada di belakang seperti ia memandang
nya dari depan
Tidak pernah menguap, sifat yang ketujuh
Diikuti sifat lain, ia terkhitan ketika lahir
Binatang mengenalinya ketika ia menaikinya
Mereka datang dengan cepat tak pernah mengelak
Posisi duduknya melebihi posisi duduk sahabatnya
Allah melimpah shalawat kepadanya, pagi dan sore hari.

Mukjizat-mukjizat Rasulullah SAW

Mukjizat-mukjizat Rasulullah SAW sangat banyak lagi populer. Yang paling utama dan populer diantaranya adalah Al-Quran Al-Karim yang Allah jadikan makhluk tidak mampu untuk menandingi dan membuat yang serupa dengannya, kendati Allah telah menantang mereka membuatnya dan mereka pun telah mengarahkan daya dan upaya untuk melakukannya, Diantara mukjizat beliau yang mencengangkan adalah terbelahnya bulan, Di antara mukjizat beliau termasuk memancarnya air dari sela-sela jari-jemari tangan beliau yang mulia. Hal tersebut terjadi beberapa kali kepada beliau. Di antara mukjizat beliau juga termasuk menangisnya batang kurma yang tadinya menjadi tempat berpijak beliau ketika menyampakan khutbah. Manakala beliau telah memakai mimbar yang baru dan duduk di atasnya, batang kurma tersebut menangis laksana tangisan unta betina mencari anaknya. Dalam satu riwayat disebutkan, "Batang kurma itu melenguh seperti lenguhan banteng hingga masjid bergetar karena lenguhannya. Lalu Rasulullah SAW turun mendatanginya lalu mendiamkannya. Maka batang kurma itu pun diam. Kemudian beliau berkata, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sekiranya aku tidak menenangkannya, dia akan tetap begini sampai hari kiamat karena sedih jauh dari Rasulullah SAW." [HR Ad-Darimi (41)]

Sifat-sifat Fisik Rasulullah SAW

Para ulama mengatakan, termasuk kesempurnaan keimanan kepada Rasulullah SAW adalah keyakinan kita bahwa Allah SWT menciptakan jasadnya yang mulia menurut bentuk yang tidak muncul sepertinya baik sebelum maupun sesudahnya. Allah SWT menciptakannya dengan sebagus-bagus bentuk di mana padanya terhimpun segala ragam keelokan yang tak mungkin bisa terlukiskan. Rasulullah SAW adalah orang yang paling tampan dan paling menawan dari jauh, dan kian elok dan manis manakala dilihat dari dekat. Abu Hurairah ra berkata: "Aku tidak pernah melihat sesuatu apa pun yang lebih elok dari Rasulullah SAW, seolah-olah matahari berjalan di wajahnya. dan aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih cepat jalannya dari Rasulullah SAW, seakan-akan bumi dilipat untuknya, kami melelahkan diri kami, sementara beliau tidak terlihat apa-apa." [HR. At-Turmudzi (3648)]

Anas bin Malik ra berkata: "Aku tidak pernah menyentuh segala jenis sutera yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah SAW dan aku sama sekali tidak pernah mencium aroma yang lebih harum dari aroma Rasulullah SAW." [HR. Ahmad (3/228) Bukhari (3368)]

Adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib jika menggambarkan sifat Rasulullah SAW, ia berkata: "Beliau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Perawakannya sedang. Rambutnya tidak terlalu keriting dan tidak terlalu lurus. Rambutnya ikal. Badannya tidak terlalu gemuk dan wajahnya tidak terlalu bulat. Wajahnya agak mengerucut (dengan segala kesempurnaannya). Kulitnya putih kemerah-merahan. Kedua matanya sangat hitam, bulu matanya lebat. Ada jajaran bulu di antara dada dan pusarnya. Kedua telapak tangan dan kakinya keras dan lentur. Pundaknya bagus. Jika menoleh, beliau menoleh dengan seluruh tubuhnya. Jika berjalan, beliau agak condong ke depan seakan-akan sedang turun dari tempat yang tinggi, di antara kedua belikatnya terdapat cap kenabian, dan beliau penutup nabi-nabi.

Beliau adalah orang yang paling lapang dadanya, paling baik hatinya, paling jujur bicaranya, paling lembut sikapnya, paling mulia pergaulannya. Siapa yang melihatnya tiba-tiba tanpa mengenalnya, dia akan merasakan haibahnya (kewibawaannya). Dan siapa yang bergaul dan mengenalnya dia akan mencintainya. Orang yang menceritakan sifatnya akan berkata: 'Aku tidak pernah melihat sebelum maupun sesudahnya orang yang sepertinya.'" [HR At-Turmudzi (3638)]

Sifat-sifat Akhlak Rasulullah SAW

Sebagaimana Rasulullah SAW adalah orang yang paling bagus bentuk fisiknya, beliau juga adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Allah SWT memujinya dengan firman-Nya: "Dengan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Al-Qalam: 4) Ketika Aisyah rha ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab: "Akhlaknya adalah Al-Quran." Artinya belau ridha karena ridhanya dan marah karena kemarahannya. Dari Ali ra, ia berkata: "Nabi SAW adalah orang yang selalu gembira, ramah, lembut, tidak kasar dan tidak keras, tidak pernah berteriak-teriak dan tidak pernah berkata-kata keji, tidak suka mencela dan tidak banyak memuji. Beliau pandai melupakan hal-hal yang tidak sukainya, tidak pernah membuat putus asa dan tidak pernah putus asa. Beliau menjauhkan dirinya dari tiga hal: riya, banyak bicara dan hal-hal yang bukan urusannya. Dan beliau menjauhkan orang-orang dari tiga hal: beliau tidak pernah mencaci seorangpun dan tida mencelanya, tidak mencari-cari aibnya dan tidak berbicara kecuali tentang hal-hal yang beliau harap pahalanya. Jika beliau berbicara, beliau membuat orang-orang yang duduk bersamanya tunduk, seakan-akan ada burung di atas kepala mereka. Jika beliau telah diam, mereka bicara, mereka tidak berebutan bicara di sisinya. Siapa yang bicara di sisinya, mereka diam mendengarkannya hingga ia selesai bicara. Bicara orang yang paling terakhir di antara mereka adalah bicara orang yang paling pertama di antara mereka. Beliau tertawa dari apa yang mereka tertawakan dan mengagumi apa yang mereka kagumi. Beliau sabar menghadapi orang asing kedati kasar dalam bicara dan cara memintanya, hingga sekalipun para sahabatnya membawanya, dan beliau berkata: "Jika kalian lihat orang yang mempunyai kebutuhan meminta hajatnya, maka bantulah dia." Beliau tidak menerima pujian kecuali dari hal yang setimpal, dan beliau tidak memotong pembicaraan seseorang dengan larangan ataupun pergi hingga ia selesai bicara."

Diriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah memberi makan unta, menyapu rumah, menambal sandal dan menjahit pakaian."

Rasulullah SAW pernah memerah susu, makan bersama pembantu dan menggiling tepung bersamanya jika ia telah lelah. rasa malu tidak menghalangi beliau untuk memanggul barang-barangnya dari pasar ke rumah keluarganya. Beliau menyalami orang kaya maupun miskin, selalu memulai salam dan tidak meremehkan undangan makan yang disampaikan kepadanya walaupun itu hanya berupa kurma yang paling jelek. Beliau adalah orang yang pemurah, lembut, ramah, bergaul baik, berwajah berseri-seri, banyak senyum tanpa tertawa, sedih tetapi tidak sampai murung, rendah hati tidak sampai menghinakan diri, pemurah tidak sampai boros, lembut hati, pengasih terhadap setiap muslim, sama sekali tidak bersendawa karena kenyang dan tidak pernah mengulurkan tangannya kepada keserakahan. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah atasnya dan atas keluarga serta para sahabatnya.

Hak-hak Rasulullah SAW Atas Umatnya

Ketahuilah, bahwa hak Rasulullah SAW atas umatnya adalah hak yang paling besar dan paling wajib dilaksanakan sesudah hak Allah SWT.

Diantara hak beliau atas mereka adalah:

Pertama, kewajiban mengikuti sunnahnya, menolong agamanya dan membela syariatnya.

Kedua, kewajiban mencintai dan mengasihinya hingga beliau menjadi orang yang paling dicintai seorang mukmin daripada dirinya sendiri, anaknya dan seluruh makhluk.

Ketiga, kewajiban mencintai keluarga (ahli bait)nya, sahabat-sahabatnya dan anak cucu (dzurriyah)nya.

Keempat, diantara hak beliau atas mereka adalah kewajiban mengagungkan dan menghormatinya, dan Allah SWT telah memerintahkan hal tersebut di dalam kitab-Nya. Para sahabat ra adalah teladan terbaik dalam hal mencintai dan menghormatinya.

Kelima, di antara hak beliau adalah memperbanyak ucapan shalawat dan salam kepada beliau.

Sahabat-sahabat Rasulullah SAW

Di dalam kitab Terjemah Fathul Mu'in dijelaskan bahwa makna shahabat adalah orang yang berkumpul serta beriman kepada Nabi Muhammad saw walaupun ia buta dan belum mumayyiz. Merekalah kaum yang berbahagia dengan ridha Allah yang Maha mulia.
Mereka adalah sebaik-baik manusia dan mereka pulalah yang telah menaklukkan negeri-negeri dengan kekuatan serta menundukkan hati dengan keimanan. Masa mereka merupakan masa yang paling agung sepanjang sejarah. Setelah para Nabi, merekalah orang-orang yang paling utama dan berani. Ketika selain mereka enggan untuk berkorban dengan jiwa dan harta, dan merasa keberatan untuk berpisah dengan keluarga, anak-anak, dan tanah air, mereka malah dengan senang hati melakukan semua itu demi menegakkan agama Allah dan memberi perlindungan dan jaminan keamanan bagi berbagai bangsa untuk hidup di bawah naungan hukum Islam. Sungguh tidak ada sebelumnya, tidak juga sekarang, orang-orang yang seperti mereka. Merekalah penakluk musuh, juru penyelamat, pembela agama, dan para menterinya utusan tuhan sekalian alam. Sungguh Allah telah memilih mereka untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan penyebar agama-Nya. Imamul Haddad mengatakan, “Kemudian, hendaklah ia meyakini tentang keutamaan para sahabat Rasulullah SAW dan tertib susunan mereka. Dan bahwa mereka adalah orang-orang yang lurus perjalanannya, benar perilakunya dan dipercaya. Tidak dibenarkan orang memakinya atau merendahkan taraf dan kedudukan seorang pun di antara mereka. Dan bahwa khalifah yang berhak sesudah Rasulullah SAW adalah Abubakar Ash-Shiddiq ra., kemudian Umar bin Khattab yang bergelar Al-Faruq ra., kemudian Utsman bin 'Affan yang mati syahid ra., dan sesudah itu Ali bin Abi Thalib ra. Semoga Allah SWT meridhai mereka dan sekalian sahabat Rasulullah SAW, juga para tabi'in yang baik hingga hari kiamat, dan juga sekalian dengan kemurahan-Mu, ya Tuhan Yang Maha Pemurah, Amin.”

Ahli Bait Rasulullah SAW

Keterkaitan dan keterhubungan nasab dengan Rasulullah saw merupakan kebanggan yang paling besar dan paling mulia menurut orang-orang cerdik dan bijak, dan bahwasanya keluarga pokok dan cabang beliau saw adalah keluarga dan cabang yang paling mulia, lantaran nasab mereka terhubung dengan nasab beliau, dan keterkaitan kedudukan mereka dengan kedudukan beliau. Ulama rohimahullah sepakat bahwa para pemimpin dari keluarga beliau yang mulia adalah manusia terbaik dari segi unsurnya dari pihak bapak dan kakek, dan bahwasanya mereka sama dengan selain mereka terkait hukum-hukum syariat dan sanksi hukum.

Mendirikan Shalat

Rukun Islam yang kedua adalah mendirikan shalat yaitu menunaikan shalat sesuai dengan cara yang benar dan tepat waktu berikut rukun-rukun dan syarat-syaratnya, juga menjauhi hal-hal yang membatalkannya serta berusaha melakukannya dengan hati yang khusyu'. Shalat yang dimaksud adalah Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh.

Menunaikan Zakat

Rukun Islam yang ketiga: Menunaikan zakat, yaitu memberikan zakat kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, yakni orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil zakat, para mu'allaf, untuk (memerdekakan ) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah.

Puasa Ramadhan

Rukun Islam keempat: Puasa Ramadhan yaitu bulan kesembilan dari tahun hijriyah. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, hubungan badan dan hal-hal lainnya yang membatalkan sejak terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari dengan niat khusus. Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang akil baligh, mampu berpuasa, suci dari haidh dan nifas dan bukan dalam perjalanan.

Haji

Rukun Islam kelima adalah haji ke Baitullah Haram untuk beribadah. Haji tidak diwajibkan kecuali bagi orang yang mampu.

KEIMANAN

Keimanan adalah rukun agama yang kedua yang artinya mempercayai dengan hati, semua yang dibawa (diajarkan) oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Adapun rukun iman ada enam:

  1. Beriman kepada Allah
  2. Beriman kepada para malaikat
  3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya
  4. Beriman kepada para rasul-Nya
  5. Beriman kepada hari akhir
  6. Beriman kepada qadha dan qadar-Nya yang baik maupun yang buruk berasal dari Allah SWT

Beriman kepada Allah

Beriman kepada Allah : percaya dan membernarkan bahwa Allah SWT ada, Ia Maha Esa, memiliki segala sifat sempurna, terbebas dari segala kekurangan, Dia-lah yang melakukan apa yang Ia pilih, Maha Melakukan apa yang Ia kehendaki dan tiada sesuatu terjadi di kerajaan-Nya kecuali atas kehendak-Nya

Beriman kepada malaikat Allah

Beriman kepada para malaikat Allah : Mempercayai bahwa Allah menciptakan malaikat dari cahaya, mereka tidak makan, tidak minum, tidak tidur, tidak menentang apa yang Allah perintahkan kepada mereka, melakukan apa yang diperintahkan untuk mereka, mereka bukan laki-laki atau perempuan, jumlah mereka banyak sekali tidak ada yang mampu menghitungnya kecuali Allah. Malaikat yang wajib diketahui ada sepuluh yaitu : Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik, dan Ridwan.

Beriman kepada kitab-kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah : Mempercayai bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para rasul-Nya, di antaranya suhuf Nabi Ibrahim as, suhuf Nabi Musa as, kitab-kitab yang wajib diketahui ada empat : kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as, kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as, kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud as, sedangkan Al-quran diturunkan kepada Nabi kita Muhammad saw.

Beriman kepada Rasul Allah

Beriman kepada Rasul Allah : Mempercayai bahwa Allah mengutus para rasul untuk membimbing manusia menuntun mereka kepada hal-hal yang membawa kemaslahatan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Jumlah mereka banyak sekali, yang pertama adalah bapak manusia Nabi Adam as dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw. Nabi-nabi yang wajib diketahui ada dua puluh lima: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, Yusuf, Luth, Ayyub, syu'aib, Musa, Harun, Ilyasaa', Dzulkifli, dawud, Sulaiman, Ilyas, Yunus, Yahya, Isa as, dan Nabi kita Muhammad saw.

Beriman kepada hari akhir

Beriman kepada hari akhir : Mempercayai bahwa akan tiba hari dimana Allah mengumpulkan manusia dari golongan pertama hingga terakhir untuk perhitungan dan menerima balasan, hari dimana manusia menghadap Tuhan alam semesta. Diwajibkan mempercayai adanya kebangkitan, timbangan, shirat (jembatan), pehitungan, haudh (telaga), surga, dan neraka di hari akhir kelak dan hal-hal lainnya yang telah disebutkan dalam Al-Quran atau yang telah disebutkan dalam Al-Quran atau yan telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw yang jujur lagi terpercaya.

Beriman kepada qadha dan qadar baik dan buruk berasal dari Allah

Beriman kepada qadha dan qadar baik dan buruknya berasal dari Allah SWT: mempercayai sepenuh hati bahwa tiada suatu kejadian di langit maupun di bumi melainkan berdasarkan ketetapan Allah, apa saja yang dikehendaki allah pasti terjadi dan apa yang tidak Ia kehendaki tidak akan terjadi.

AL-IHSAN

Al-Ihsan adalah rukun agama ketiga, sedangkan definisinya seperti yang telah diriwayatkan dalam hadis shahih adalah hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya sesungguhnya Ia yang melihatmu. Seorang mukmin sudah sepantasnya takut kepada Allah dan menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik dan sesungguhnya Ia tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang memperbaiki amalannya.

PENJELASAN TAMBAHAN

  • Para ulama telah membagi bid'ah menjadi dua bagian: Bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah qabihah (buruk/tercela)
  • Tidak dibolehkan seorang muslim mengkafirkan/memusyrikkan seseorang dari yang telah mengucap laa ilaaha illallaah, sebab hal tersebut merupakan perkara berbahaya yang tidak akan lancang memperbuat seperti itu kecuali orang yang disesatkan oleh Allah, buruk sangkaannya dan hanya mengikuti hawa nafsunya.
  • Ibadah adalah implementasi KETUNDUKAN seoptimal mungkin disertai KEYAKINAN adanya ketuhanan pada pihak yang ditunduki atau suatu keistimewaan ketuhanan, seperti kewenangan mutlak terhadap manfaat dan bahaya. Adapun bila KETUNDUKAN tanpa disertai KEYAKINAN ini, maka implementasi ketundukan tersebut sama sekali bukan sebagai ibadah meskipun dilakukan dalam bentuk sujud, lebih-lebih yang kurang darinya.
  • Syafaat yang diyakini oleh kaum muslimin yang bertauhid adalah doa pemberi syafaat bagi orang yang diberi syafaat, lantas Allah memperkenankannya lantaran anugerah-Nya bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Sedangkan syafaat yang digugurkan oleh Al-Quran adalah syafaat yang mengandung kesyirikan yang diyakini oleh kaum musyrikin pada tuhan-tuhan mereka. Yaitu syafaat yang tidak diizinkan dan tidak diridhoi oleh Allah SWT. Mereka berpandangan bahwa syafaat tuhan-tuhan mereka diterima dan tidak ditolak serta tidak tergantung pada izin Allah SWT.
  • Dibolehkan kita melakukan tabaruk (menggapai berkah) dengan bekas orang-orang saleh, sebagaimana telah dilakukan oeh Rasulullah saw dan para sahabat.
  • Seorang sunni harus meyakini : diantara sebab-sebab dan penyebab-penyebab terdapat keterkaitan yang efektif. Maksudnya, Allah SWt menciptakan pengaruh pada sesuatu pada saat terjadi sebab-sebabnya. Contoh: terjadi kebakaran pada saat suatu barang terbakar karena tersentuh api, Allah menciptakan kesembuhan pada saat orang yang sakit ketika mengkonsumsi obat, dll. Tawasul dengan kekasih-kekasih Allah yaitu para nabi dan wali termasuk dalam kategori ini. Yakni kita menjadikan para kekasih-kekasih Allah sebagai perantara dan sebab yang efektif di antara kita dengan Allah terkait pemenuhan berbagai keperluan dan pencapaian berbagai permohonan, lanataran kedudukan mereka di sisi-Nya serta kecintaan-Nya kepada mereka, tanpa meyakini bahwa mereka memeiliki pengaruh pada suatu apapun.
  • Tawasul dengan kekasih-kekasih Allah adalah menajdikan mereka sebagai perantara kepada Allah SWT terkait pemenuhan keperluan-keperluan lanataran mereka telah ditetapkan memiliki kedudukan dan keistimewaan di sisi Allah SWT, di samping perlu diketahui bahwa mereka adalah hamba dan makhluk ciptaan Allah, namun Allah telah menetapkan mereka sebagai fenomena bagi setiap kebaikan dan keberkahan serta sebagai kunci bagi setiap rahmat. Tawasul bukanlah perbuatan syirik dan orang yang melakukannya bukanlah orang musyrik sebab orang yang melakukan tawasul pada hakikatnya tidak memohon dipenuhi keperluannya kecuali dari Allah, dan meyakini bahwa Allahlah yang memberi dan mencegah bukan yang lain-Nya. Allah SWT memberi keistimewaan bagi kekasih-kekasih di sisi-Nya tidak lain lantaran mereka adalah yang paling dekat dengan-Nya. Sebab, Allah SWT menerima permohonan dan syafaat mereka lantaran kecintaan-Nya kepada mereka dan kecintaan mereka kepada-Nya, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan serta menyukai orang-orang yang bertakwa.
  • Tawasul tidak hanya terbatas pada amal-amal sholeh saja, tawasul juga boleh dengan diri orang-orang yang sholeh. Karena amal hanya bentuk karya yang diciptaka orang shaleh maka diri si orang sholeh tentunya jauh lebih utama.
  • Ahlussunnah waljamaah tidak meyakini adanya pengaruh tidak pula penciptaan tidak pula manfaat serta bahaya kecuali dalam kewenangan Allah semata tanpa ada sekutu bagi-Nya.
  • tawassul kepada shalihin dan ulama yg telah wafat diperbolehkan, demikian sebagian besar ulama berpendapat, dan memang kita bukan bertawassul mengandalkan kehidupannya atau kematiannya, tapi bertawassul pada kemuliaan derajatnya disisi Allah swt, karena kemuliaan derajat di sisi Allah itu abadi, dan tidak terikat pada kehidupan dan kematiannya.
  • Para nabi demikian pula orang-orang yang mati syahid hidup dalam kubur mereka dengan kehidupan alam barzakh. Mereka mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah untuk mereka ketahui terkait keadaan-keadaan ala mini. Tidak diragukan bahwa kehidupan para nabi as dan orang-orang pilihan yang mewarisi mereka lebih utuh dan lebih sempurna dari pada kehidupan orang-orang yang mati syahid, karena mereka memiliki tingkatan yang lebih tinggi disbanding orang-orang yang mati syahid.
  • Mayit dapat memberikan manfaat kepada orang yang masih hidup. Dinyatakan dalam riwayat bahwa mereka mendoakan orang-orang yang hidup dan memberi syafaat bagi mereka. Adakah manfaat yang lebih besar dari permohonan ampunan Rasulullah saw saat disampaikan kepada beliau amal salah seorang di antara umat beliau yang melakukan keburukan. Juga, bukankah seluruh umat Muhammad saw berada dalam keberkahan sampai hari kiamat lantaran umat ini mendapat keringanan shalat dari lima puluh waktu menjadi lima waktu dengan perantaraan Nabi Musa as yang saat itu telah wafat.
  • Ziarah kubur pernah dilarang pada masa permulaan Islam. Kemudian larangan ini dihapus hingga menjadi kebiasaan (sunah) Nabi saw dan sahabat-sahabat beliau pun melakukan ziarah kubur saat beliau masih hidup. Nabi saw juga mengajari mereka tentang tata cara ziarah kubur sehingga mendapatkan penyadaran dan pelajaran dari ziarahnya. Ziarah kubur bagi laki-laki adlah sunah yang dianjurkan. Sedangkan bagi kaum wanita diberi keringanan untuk berziarah kubur secara mutlak, namun menjadi makruh bila merasa sangat sedih dan kurang tabah dalam menghadapi musibah. Bahkan menjadi haram bila ziarah tersebut diisi dengan menyebut-nyebut keutamaan mayit, menagis dan meratapi sebagai bentuk ketidakridaan akan takdir Allah sebagaimana tradisi jahiliyah. Akan tetapi bagi wanita dianjurkan pula untuk berziarah pada kubur nabi, orang-orang saleh dan ulama untuk tabaruk. Wisata ziarah ke kubur Nabi saw termasuk ibadah paling agung dan ibadah yang dianjurkan oleh beliau saw. Dianjurkan pula berziarah ke kubur para nabi, wali, dan orang-orang yang mati syahid karena menziarahi kubur mereka terkandung berbagai kebaikan, keberkahan, dan anugerah yang sangat melimpah.
  • Orang yang sudah mati dapat merasakan dan mendengarkan apa yang dilakukan dan dikatakan orang-orang didekat mereka. Karena itu, Nabi saw menganjurkan ziarah kepada orang-orang yang sudah mati dan memberi salam kepada mereka dengan bentuk ungkapan kepada pihak kedua. Sungguh jauh kemungkinannya Nabi saw memberi salam kepada kaum yang tidak mendengar tidak pula berfikir.
  • Majelis tahlil atau tahlilan adalah hanya nama atau sebutan untuk sebuah acara di dalam berdzikir dan berdoa atau bermunajat bersama. Yaitu berkumpulnya sejumlah orang untuk berdoa atau bermunajat kepada Allah SWT dengan cara membaca membaca Fatihah atau Yasiin juga kalimat-kalimat thayyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tasbih, Asma’ul husna, shalawat dan lain-lain.kemudian menghadiahkannya untuk mayyit. Ketahuilah Menghadiahkan bacaan Fatihah, atau Yaasiin, atau dzikir, Tahlil, atau shadaqah, atau Qadha puasanya dan lain lain, itu semua sampai kepada Mayyit, dengan Nash yg Jelas dan bahwasanya karena itu pula mayyit bias mendapatkan pengampunan dosa atau peningkatan derajat, cahaya, kegembiraan, dan pahla lainnya lantaran karunia Allah SWT.
  • Dianjurkan membaca ayat apapun dari Al-Quran di dekat kubur. Jika mereka mengkhatamkan Al_Quran seluruhnya, maka itu baik.
  • Membaca surat Al-Fatihah setelah berdoa adalah menjadikan surat Al-Fatihah sebagai wasilah terkait penerimaan doa, dan ini merupakan sebaik-baik wasilah. Dan pada hakkatnya ini hanyalah tawasul dengan Allah SWt, dalam hadis qudsi, “Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku dua bagian … dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.”
  • Hukum menyentuh dan mencium kuburan adlah mubah dan boleh untuk tabarruk, walau ada yang memakruhkan namun tidak ada seorang ulama pun yang mengharamkan.
  • Hadis mengenai larangan mengapuri kuburan bukan sebagai pengharaman, dengan demikian hukumnya makruh dengan status makruh tanzih (untuk antisipasi). Orang-orang dibanyak negeri mengapur kuburan bukanlah perbuatan tiada arti namun memiliki kemaslahatan di antaranya agar diketahui itu kuburan, sehingga ziarah kubur akan semakin semarak dan kubur pun dihormati hingga tidak dinistakan. Selain itu untuk mencegah penggalian sebelum sirna jasad si mayit sebab itu dilarang dalam syariat dan agar para kerabat yang menysusul dapat dihimpun di sekitarnya.
  • Sedangkan tentang bangunan di atas kuburan jika itu di tanah milik sendiri atau orang lain dengan izinnya, maka hukumnya makruh bukan haram, baik bangunan itu berupa kubah maupun yang lainnya. Jika bangunan itu di pemakanan yang diwakafkan atau diperuntukkan di jalan Allah, maka bangunan tersebut dilarang. Alasan pelarangannya adalah untuk menghindari penimbunan dan penyempitan pemakanan bukan lainnya. Dan benar, sebagian ulama memberi pengecualian pada kuburan orang-orang saleh dan ulama terkemuka kaum muslimin, maka dibolehkan untuk dibuatkan bangunan di atas kuburan mereka meskipun pemakanan tersebut sebagai sedekah di jalan Allah, karena ini akan menghidupkan ziarah kubur yang diperintahkan dalam syariat dan untuk bertabarruk serta agar orang hidup dan orang mati dapat mengambil manfaat dari bacaan di dekatnya. Para ulama berhujah atas pengecualian ini dengan pengamalan kaum muslimin baik salaf maupun khalaf. Ini merupakan hujah bagi ulama. Sebagaimana umat pun sepakat pada adanya bangunan kubah hijau di atas kuburan Rasulullah saw.
  • Hadis, “Allah melaknat kaum Yahudi dan nasrani, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah.” Maksud hadis ini adalah ketika itu kaum Yahudi dan nasrani sujud kepada kuburan para nabi mereka dan menjadikannya sebagai kiblat yang dituju dalam ibadah mereka sebagai pengagungan terhadapnya, yang dilarang adalah menyerupai mereka dalam hal ini. Sedankan para peziarah kubur dari kalangan kaum muslimin, alhamdulilah, mereka tidak menjadikan kuburan sebagai mesjid seperti tempat ibadah, mereka tidak sujud dan shalat ke arah kuburan dengan maksud untuk mengagungkannya dan mereka pun tidak mengagungkan seorang pun seperti pengagungan kepada Allah SWT. Adapun membuat masjid di samping orang saleh dengan tujuan tabaruk tanpa pengagungan, atau dalam shalatnya bertepatan di depannya ada kuburan namun tidk dimaksudkan untuk menghadap ke arahnya atau menjadikannya kiblat pengagungannya mak ini tidak termasuk yang diancam laknat yang disebutkan dalam hadis. Contoh konkrit adalah masjid Nabawi dimana terdapat makam Nabi saw dan dua sahabatnya. Dengan demikian tidaklah dilarang kita shalat di masjid yang di dalamnya terdapat makam, selama orang yang shalat tidak bermaksud menghadap ke arahnya dengan tujuan mengibadahi dan mengagungkan makam tersebut. Disebutkan bahwa antara Hajar Aswad, Zamzam dan maqam Ibrahim terdapat sembilan puluh nabi yang dikubur, dan Nabi Ismail dan ibunya dikubur di Hijr, seandainya shalat di masjid-masjid yang di dalamnya ada makam dilarang, niscaya yang lebih layak untuk dilarang adalah shalat di masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bagaimana tidak Baginda saw bersabda; “Di antara KUBURANKU dan mimbarku terdapat taman dari taman-taman surga (HR Ahmad). Tetapi ternyata Rasulullah justru menganjurkan dan dijanjikan keutamaan shalat di dalamnya dengan seratus ribu dan seribu shalat di masjid lain.
  • Dianjurkan menulis nama pada kuburan agar suapaya dapat dikenali dalam jangka waktu yang lama hingga bertahun-tahun hingga diziarahi, lebih-lebih kuburan para nabi, ulama, dan orang-orang saleh.
  • Dianjurkan untuk mentalqin orang yang menghadapi kematian yaitu dengan menuntunnya agar mengucapkan laa ilaaha illallaah dan menalqin mayit setelah dimakamkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar