Minggu, 26 Desember 2010

AHLI BAIT NABI SAW

Keterkaitan dan keterhubungan nasab dengan Rasulullah saw merupakan kebanggan yang paling besar dan paling mulia menurut orang-orang cerdik dan bijak, dan bahwasanya keluarga pokok dan cabang beliau saw adalah keluarga dan cabang yang paling mulia, lantaran nasab mereka terhubung dengan nasab beliau, dan keterkaitan kedudukan mereka dengan kedudukan beliau. Ulama rohimahullah sepakat bahwa para pemimpin dari keluarga beliau yang mulia adalah manusia terbaik dari segi unsurnya dari pihak bapak dan kakek, dan bahwasanya mereka sama dengan selain mereka terkait hukum-hukum syariat dan sanksi hukum.

Untuk menjawab sipakah yang disebut dengan ahli bait beliau berikut kami kutipkan penejlasannya dengan beragai dalil:

Ibnu Abbas ra ditanya mengenai makna firman Allah SWT: Katakanlah, 'Aku tidak meminta kepada kalian sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.' Untuk itu Sa'id ibnu Jubair bertanya, "Kaum kerabat Muhammad saw?" (maksudnya Sa'id berpemahaman bahwa yang dimaksud dengan kata Qurbaa ialah semua kaum kerabat Nabi saw, mencakup semua orang Quraisy, baik yang beriman maupun yang kafir,) maka Ibnu Abbas menjawab, "Engkau terlalu terburu-buru dalam memahaminya, sesungguhnya Nabi saw bukanlah satu puak dari kabilah Quraisy kecuali hanya ada hubungan kekerabatan antarbeliau dengan mereka." Ibnu abbas melanjutkan bicaranya, "Kecuali jika kalian mau menghubungkan kekerabatan yang telah ada antara aku dan kalian." (HR Syaikhon) Hadis ini dijelaskan oleh Syeikh Manshur Ali Nashif dalam kitabnya At-taaj yaitu: Mereka yang diakui sebagai kerabat Nabi saw ialah orang-orang yang beriman kepadanya dari kalangan anak-anak kakek terdekatnya yaitu Abdul Muthalib. Mereka adalah Ali dan anak-anaknya, Ja'far dan anak-anaknya, Uqail dan anak-anaknya, semua adalah anak-anak abu Thalib. Termasuk pula kerabat Nabi saw Hamzah ra dan Al-Abbas ra serta para puteranya. Sedangkan Fathimah Az-Zahra ra jelas lebih utama dari mereka. Merekalah kaum kerabat Nabi saw dan ahli baitnya; semoga Allah meridhoi mereka semua.

Ketika Zaid ibnu Arqam ra meriwayatkan sabda Nabi yang berbunyi: "Dan keluargaku (ahli baitii). Aku ingatkan kalian pada Allah terkait keluargaku, aku ingatkan kalian pada Allah terkait keluargaku, aku ingatkan kalian pada Allah terkait keluargaku."ketiak menjawab pertanyaan Hushain ra, "siapa sajakah mereka itu?" Zaid ibnu Arqom menjawab: "Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Uqail, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas." Hushain bertanya kepadanya: "siapa saja keluarga beliau, hai Zaid? Bukankah istri-istri beliau termasuk keluarga beliau? Zaid menajwab: Istri-istri beliau temasuk keluarga beliau, tetapi keluarga beliau sesungguhnya adalah mereka yang tidak diperkenankan menerima zakat sepeninggal beliau.' "Siapa saja mereka?" Tanya Hushain. Zaid menjawab: Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far, dan keluarga Abbas."

Ulama mengatakan firman-Nya, "Ahli Bait" mencakup tempat tinggal dan nasab. Dengan demikian, istri-istri beliau saw adalah ahli bait tempat tingal dan kerabat beliau adalah ahli bait nasab. Dan dari sekian banyak riwayat yang dimaksud kan adalah ahli bait nasab.

Di dalam hadis lainnya disebutkan bahwa Siti Aisyah ra menceritakan hadis berikut: "Di suatu pagi hari Nabi saw keluar memakai jubah yang bergambar pelana terbuat dari wool berwarna hitam, lalu datanglah Al-Hasan ibnu Ali, maka Nabi saw (melepaskan jubahnya) dan memasukkan Al-hasan ke dalamnya. Kemudian datang Al-Husain, beliau pun memasukkannya ke dalam jubah itu, kemudian datang Fathimah, beliau memasukkannya ke dalam jubah itu, lalu datanglah Ali, Nabi saw memasukkannya pula ke dalam jubah itu. Setelah itu beliau saw bersabda (membacakan firman-Nya): "Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa kalian, hai ahlul bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya." (Al-Ahzab: 33). (HR Muslim dan Turmudzi)

Dalam riwayat yang diketengahkan oleh Imam turmudzi lafaznya sebagai berikut: "Ayat berikut diturunkan di rumah Ummu Salamah, yaitu firman-Nya, 'Sesungguhnya Allah bermasksud menghilangkan dosa kalian, hai ahli bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya" (Al-Ahzab: 33). Kemudian Nabi saw memanggil Fathimah, Hasan dan Husain lalu beliau menutupkan kain jubah itu kepada mereka, sedangkan Ali berada di punggung beliau yang juga ditutupi dengan kain jubah itu. Kemudian Nabi saw berdoa: 'Ya Allah, mereka adalah ahli baitku, hilangkanlah dosa mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya.' Ummu Salamah berkata, 'Hai Nabi Allah, apakah aku boleh bersama mereka?' Nabi saw menjawab, 'Engkau tetap di tempatmu, engkau mendapat kebaikan."

Mungkin ada yang bertanya-tanya bagaimana bisa diakui sebagai ahlibait dan keturunan Nabi Muhammad padahal adalah peranakan sayyidina Ali, dan seseorang dinisbahkan kepada kakek dari pihak bapaknya bukan kakek dari pihak ibunya?" Pertanyaan seperti ini pun dahulu pernah dilontarkan oleh Khalifah HArun Ar-Rasyid kepada Musa Al-Kazhim ra sebagai dzurriyah Nabi saw dengan pertanyaannya: Bagaimana kalian mengatakan bahwa kami adalah keuturunan Rasulullah sawpadahal kalian adalah peranakan Ali? Padahal seseorang hanya dinisbahkan nasabnya kepada kakek dari pihak bapaknya bukan kakek dari pihak ibu? Al-Kazhim menajwab: Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, "Dan kepada sebagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakaria, yahya, Isa dan Ilyas." (Al-An'am, 6:84-85) Isa tidak memiliki bapak, tetapi dia digabungkan dalam keturunan para nabi dari pihak ibunya. Demikian pula kami digabungkan dalam keturunan Nabi kita Muhammad saw dari pihak ibu kami, Fathimah ra. Lebih dari itu, wahai Amirul Mukminin, turunnya ayat mubahalah dan Nabi saw tidak memanggil selain Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain ra, demikian. Kisah ini disebutkan oleh al-'Allamah Syamsuddin al-wasithiy.

Ayat mubahalah yang dimaksudkan di atas adalah ayat berikut: "Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, katakanlah (Muhammad), "Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istrimu, kami sendiri dan kamu juga, kemudian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta." (Âli 'Imrân [3]: 61)
Para ahli tafsir mengatakan: ketika ayat ini turun, Rasulullah SAW memanggil Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain R.A. Lalu beliau memangku Husain dan menggandeng tangan Hasan, sementara Fathimah berjalan di belakang beliau dan Ali di belakang keduanya, lalu beliau berdoa,
اَللَّهمَّ هَؤُلاَءِ أَهْلِي.
"Ya Allah, mereka itu adalah keluargaku."
Dalam ayat ini terdapat dalil yang jelas bahwa anak-anak Fathimah dan keturunan mereka disebut anak-anak beliau SAW, dan nasab mereka dinisbahkan kepada beliau dengan penisbahan yang sahih dan berguna di dunia dan akhirat.

Ulama pun sepakat bahwa di antara kekhususan beliau saw adalah bahwa cucu-cucu dari putri-putri beliau dinisbahkan nasabnya kepada beliau dengan penisbahan yang sahih. Ini berdasarkan sabda Nabi saw:

Dan dari riwayat Umar bin Khattab r.a ia mengatakan, bahawa aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Setiap sebab (penyebab pertalian keturunan) mahupun nasab (pengikat garis keturunan) akan terputus pada hari kiamat, kecuali sebab dan nasabku, dan setiap keturunan dinisbatkan kepada pengikat keturunannya yakni ayah mereka, kecuali putera-putera Fatimah, maka sesungguhnya akulah ayah mereka dan tali pengikat keturunan mereka” (Hadis riwayat Al-Baihaqi, Al-Thabrani dll)

Juga Imam Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak mengeluarkan sebuah hadits riwayat sahabat Jabir, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Bagi setiap keturunan dari seorang Ibu ada pengikat keturunannya, kecuali putera Fatimah, akulah wali mereka dan tali pengikat keturunan mereka”.

Hadis-hadis di atas menunjukkan bahwa sayyidah Fathimah, sayyidina Ali, sayyidina Hasan dan Husain serta anak cucunya merupakan inti dari ahli bait Rasulullah saw dan paling dekat kekerabatannya dengan Rasulullah saw. Semoga Allah melimpahkan keridhoan-Nya kepada mereka. Setelah diungkapkan berbagai penejlasan di atas maka tiada celah bagi manusia untuk memungkiri bahwa Nabi saw memiliki keturunan yang nasabnya dinisbahkan kepada beliau. Berikut adalah profil singkat para ahli bait Rasulullah saw yang mulia.

Sayyidah Fathimah Az-Zahra ra

Dialah Fathimah binti Muhammad saw yang dikenal dengan julukan Az-Zahra karena kulitnya putih kemerah-merahan menampilkan cahaya yang jernih, juga dijuluki dengan nama lain, yaitu al-Batuul, karena ibadahnya yang banyak. Ibuny adalah Siti Khadijah binti Khuwailid ra. Cukup bnyak hadis-hadis yang menceritakan tentang beliau diantaranya:

Al-Miswar ibnu Makhramah ra telah menceritakan hadis berikut: Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya anak perempuanku adalah belahan jiwaku, semua hal yang meragukannya meragukanku pula, dan semua hal yang menyakitinya menyakitiku pula. (HR Khamsah)

Riwayat yang diketengahkan oleh Imam Bukhari menyebutkan seperti berikut: "Fathimah adalah belahan jiwaku, barangsiapa yang membuatnya marah berarti ia membuatku marah."

Siti Aisyah ra menceritakan pula hadis berikut: "Ia pernah ditanya, siapakah orang yang paling dicintai Rasulullah saw? " Ia menajwab, "Fathimah." Ditanyakan lagi, "Dari kalangan kaum laki-laki?" Ia menajwab, "Suaminya." Sepanjang pengetahuanku dia banyak puasa dan banyak shalat." (HR Turmudzi)

Sayyidina Al-Hasan dan Al-Husain

Al-Hasan dan Al-Husain adalah putra sayyidina Ali kw dari hasil perkawinannya dengan sayyidah Fathimah ra. Al-hasan dijuluki dengan nama panggilan Abul Muhammad, ia dilahirkan pada bulan Ramadhan tahun 3 Hijriyah, dan wafat di Madinah karena diracun pada tahun 50 Hijriyah dalam umur 47 tahun. Al-HUsain dikenal dengan nama julukan Abu Abdullah, ia dilahirkan pada bulan Sya'ban tahun 4 Hijriyah, ia gugur sebagai syuhada di padang Karbala di Iraq pada tahun 61 hijriyah dalam usia 57 tahun. Semoga Allah melimphakan keridhoan-Nya kepada keduanya. Rasulullah saw pernah bersabda tentang mereka, "Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husain kedua-duanya merupakan kecintaanku dari dunia ini."

Abu Bakrah ra menceritakan hadis berikut: "Aku pernah mendengar Nabi saw bersabda di atas mimbarnya, sedangkan Al-Hasan berada di sebelahnya, sekali-kali al-Hasan memandang kepada orang-orang dan sekali-kali memandang kepada Nabi saw: "Anakku ini adalah pemimpin, mudah-mudahan Allah mendamaikan dua golongan kaum muslimin melaluinya." (HR Bukhari dan Turmudzi)

Abu Sa'id ra menceitakan hadis berikut, bahwa Nabi saw pernah bersabda: "Al-Hasan dan Al-Husain keduanya adalah penghulu para pemuda ahli surga."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar