Selasa, 28 Desember 2010

DALAM AQIDAH, IKUTILAH IMAM-IMAM BESAR

Al-Imam Al-'Allaamah Al-Habib Abdullah bin Al-Haddad berkata:
Seyogyanya setiap mukmin memelihara kelurusan aqidahnya dengan mengikuti petunjuk aqidah yang telah disusun oleh salah seorang di antara imam-imam besar yang telah disepakati keagungan dan kedalaman ilmu mereka. Pada hematku, tidak seorang pun hendak melaksanakan hal tersebut akan menjumpai kumpulan aqidah yang luas liputannya, jelas jangkauannya serta terhindar dari berbagai keraguan, sebaik yang dapat dijumpainya pada kumpulan aqidah Imam Al-Ghazali (radhiyallau 'anhu) yang diuraikannya dalam kitab Al-Ihya pasal pertama dari Bab Qawaid al-Aqaid. Perhatikanlah itu baik-baik. Dan bila masih ingin tambahan, bacalah dalam buku Ihya tersebut dalam Ar-risalah al-Qudsiyah yang diuraikannya di pasal ketiga. Dan jangan hendaknya Anda memasuki Ilmul Kalam (Teologi) secara amat mendalam, jangan pula mencoba ikut dalam perdebatan-perdebatannya walaupun dengan alasan mencari kepastian dalam makrifat tentang hal itu. Bagaimanapun Anda tidak akan meraih ketenangan hati dengan ilmu ini.
Sebaiknya bila Anda ingin memperoleh kepastian dalam hal makrifat, mantapkanlah diri Anda dengan ber-suluk (melintasi jalan keruhanian melalui ilmu tasawuf) dengan cara yang benar, yakni:
  • Bersungguh-sungguh melaksanakan takwa secara lahir dan batin.
  • Mempelajari ayat-ayat Al-Quran dan sabda-sabda Nabi SAW
  • Merenungkan kebesaran isi lelangit dan bumi. Tujuannya ialah memperdalam kesadaran, memperindah watak kejiwaan serta mengurangi kepekatan hati dengan berbagai latihan yang baik.
  • Demikian pula usaha mengkilapkan cermin kalbu dengan terus melaksanakan zikir dan fikir serta berpaling dari segala yang dapat menghalangi konsentrasi demi tercapainya tujuan.

Inilah jalan keberhasilan yang bila menempuhnya Anda akan menemukan apa yang dicari dan meraih segala idaman hati.

Kaum sufi, dengan penuh kesabaran, berjuang memerangi nafsu mereka sendiri, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan riyadhah (latihan-latihan kejiwaan) terhadapnya serta menyapihnya dari berbagai adat kebiasaannya, semata-mata karena menyadari hal itu merupakan keharusan yang tak terelakkan demi mencapai kesempurnaan makrifat. Sedangkan kesempurnaan makrifat merupakan keharusan demi meraih maqam al-'ubudiyah (kedudukan pengabdian) yang merupakan tujuan kaum 'arif dan idaman kaum muhaqqiq. Semoga ridha Allah dilimpahkan atas mereka semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar