Jumat, 24 Desember 2010

KEUTAMAAN SAHABAT RASULULLAH SAW

Di dalam kitab Terjemah Fathul Mu'in dijelaskan bahwa makna shahabat adalah orang yang berkumpul serta beriman kepada Nabi Muhammad saw walaupun ia buta dan belum mumayyiz. Merekalah kaum yang berbahagia dengan ridha Allah yang Maha mulia.
Mereka adalah sebaik-baik manusia dan mereka pulalah yang telah menaklukkan negeri-negeri dengan kekuatan serta menundukkan hati dengan keimanan. Masa mereka merupakan masa yang paling agung sepanjang sejarah. Setelah para Nabi, merekalah orang-orang yang paling utama dan berani. Ketika selain mereka enggan untuk berkorban dengan jiwa dan harta, dan merasa keberatan untuk berpisah dengan keluarga, anak-anak, dan tanah air, mereka malah dengan senang hati melakukan semua itu demi menegakkan agama Allah dan memberi perlindungan dan jaminan keamanan bagi berbagai bangsa untuk hidup di bawah naungan hukum Islam. Sungguh tidak ada sebelumnya, tidak juga sekarang, orang-orang yang seperti mereka. Merekalah penakluk musuh, juru penyelamat, pembela agama, dan para menterinya utusan tuhan sekalian alam. Sungguh Allah telah memilih mereka untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan penyebar agama-Nya.

Pujian Allah untuk Sahabat Nabi saw

  1. QS Al-Baqarah (2):143 Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia.." Nabi saw menafsirkan firman Allah SWT "wasathan" dengan kata adil. Sahabat merupakan orang-orang yang adil dari umat ini sehingga wajar jika mereka menjadi para pemimpin umat, penegak ajaran agama, dan pembela terhadap Al-Quran dan Sunnah.
  2. QS An-Nisa (4):115 Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan JALAN ORANG-ORANG MUKMIN, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu."
  3. QS al-Fath (48):29 "Muhammad itu adalah utusan Allah dan ORANG-ORANG YANG BERSAMA DENGAN DIA adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud..."
  4. QS at-Taubah (9):88 "Tetapi Rasul dan ORANG-ORANG YANG BERIMAN BERSAMA DIA, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung."
  5. QS al-Hasyr (59):8 "(juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan(Nya)..." Ayat ini menceritakan orang-orang Muhajirin. Mereka keluar dari Mekah setelah diusir oleh orang-orang Jahiliah karena menegakkan agama Allah. Mereka adalah gambaran bentuk manusia yang cemerlang. Di antara mereka adalah Shuhaib bin Sinan ra. Orang-orang kafir Quraisy mengeluarkan dan mengusirnya dengan kekerasan dan ancaman senjata. Lalu dia berkata kepada mereka, "Lepaskanlah aku dan silahkan ambil semua hartaku." Mereka pun meerima syaratnya dan mengambil semua hartanya. Tidak ada sedikit pun yang tersisa baginya. Tampak wajah kesedihan padanya, perut yang haus, dan lapar, mata serta tubuh yang kurang tidur dan kelelahan. Akan tetapi semua itu dilakukannya di jalan Allah. Kemudian Shuhaib mendatangi Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw menatap wajahnya, beliau bersabda: "Alangkah beruntungnya Abu Yahya, alangkah beruntungnya Abu Yahya, alangkah beruntungnya Abu Yahya." Kemudian Allah menurunkan ayat pengorbanan: Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (Al-Baqarah (2):207)
  6. QS al-Hasyr (59):9 "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)..." Ayat ini adalah pujian Allah untuk sahabat Anshor.
  7. QS al-Fath (48):18 "Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)."
  8. QS at-Taubah (9): 100 "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar" Para sahabatlah orang-orang yang pertama-tama masuk Islam pada masa-masa awal dan baris terdepan. masa-masa kemiskinan dan kesusahan. Masa yang penuh dengan ancaman. Masa di mana orang-orang Jahiliah seluruhnya mengangkat senjata melawan Rasulullah saw. Masa di mana beliau diancam oleh dunia, diancam oleh orang-orang yahudi, Nasrani, Shabi'ah, dan Majusi. Lalu bangkitlah sayidina Abubakar, sayidina Umar, dan sahabat lainnya sebagai pembela dan pelindung Rasulullah saw.
Sabda Rasulullah tentang Keutamaan Sahabat

Rasulullah saw bersabda: "Bintang-bintang merupakan pelindung bagi langit; jika bintang-bintang telah tiada maka akan terjadi sesuatu yang telah dijanjikan atas langit. Aku adalah pelindung bagi para sahabatku; jika aku telah tiada, akan terjadi sesuatu yang telah dijanjikan atas para sahabatku. dan, para sahabatku merupakan pelindung bagi umatku; jika mereka telah tiada maka akan terjadi sesuatu yang telah dijanjikan atas umatku."(HR. Muslim dari Abu Musa)

Hadis Imran bin al-Husain ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sebaik-baik zaman adalah zamanku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka."

Abu Sa'id ra menceritakan hadis berikut, bahwa Nabi saw pernah bersabda: "Kelak akan datang kepada manusia suatu zaman, segolongan dari mereka melakukan peperangan, dan sebelum perang mereka bertanya, "Apakah ada diantara kalian orang yang pernah menemani Rasulullah?" Mereka menjawab, "Ya, ada." (maka kemudian) mereka(pun) diberi kemenangan. Kemudian datang pula kepada manusia suatu zaman, lalu segolongan mereka melakukan peperagan, sebelumnya mereka bertanya, "Adakah diantara kalian orang yang pernah menemani orang yang pernah menemani sahabat Rasulullah?" Mereka menjawab, "Ya, ada." (maka kemudian) mereka pun diberi kemenangan..." (HR Syaikhon)

Jabir ra menceritakan hadis berikut: "Seorang budak milik Hathib datang kepada Rasulullah saw mengadakan sikap Hathib (terhadap dirinya), lalu berkatalah ia, 'Wahai Rasulullah, Hathib benar-benar akan masuk neraka.' Rasulullah saw menjawab, "Engkau dusta, Hathib tidak akan masuk neraka, karena sesungguhnya dia telah mengikuti perang Badr dan perjanjian Hudaibiyyah.'

Jabir ra menceritakan hadis berikut, bahwa Nabi saw ketika berada di rumah Siti Hafshah -- pernah bersabda: "Insyaallah tidak akan masuk neraka seorang pun dari kalangan Ash-habus- Syajarah." (HR. Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi) Yang dimaksud Ash-habus Syajarah ialah mereka yang disebut di dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Allah telah ridho terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat (waktunya)." (QS Al-Fath: 18)

Jabir ra menceritakan pula hadis, bahwa Nabi saw pernah bersabda: "Neraka tidak akan menyentuh orang muslim yang pernah melihatku atau pernah melihat orang melihatku." (HR. Tirmidzi)

Buraidhah ra menceritakanhadis, bahwa Nabi saw bersabda: "Tiada seorang pun dari sahabatku yang meninggal dunia di suatu negeri melainkan kelak di hari di hari kiamat ia akan dibangkitkan sebagai pemimpinan dan nur (cahaya) mereka (penduduknya)." (HR. Tirmidzi)

Keutamaan Khalifah Abubakar ra

Abu Sa'id menceritakan hadis berikut: Rasulullah saw berkhotbah kepada orang-orang, dan bersabda, "Sesungguhnya Allah menyuruh seorang hamba-Nya memilih antara duniawi dan pahala yang ada di sisi-Nya, maka hamba tersebut memilih pahala yang ada di sisi-Nya. Abu Sa'id melanjutkan kisahnya: "Maka menangislah Abu Bakar, dan kami merasa heran akan tangisannya. (menurut kami) Rasulullah-lah yang dimaksudkan, dan Abu Bakar adalah orang yang paling mengetahui apa yang dimaksud beliau. Lalu Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling dipercaya olehku dalam persahabatan dan harta bendanya ialah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengambil seorang kekasih selain Rabbku, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar (sebagai kekasihku), akan tetapi (telah ada antara aku dan dia) persaudaraan Islam dan cinta kasihnya. Tiada suatu pintu pun di masjid kecuali ditutupkan selain pintunya Abu Bakar." Di dalam riwayat yang lain disebut, "Seandainya aku boleh mengambil seorang kekasih dari kalangan umatku, niscaya aku mengambil Abu Bakar (sebagai kekasihku), tetapi dia adalah saudaraku dan sahabatku, dan Allah telah mengambil teman kalian ini (dirinya) sebagai kekasih." (HR Syaikhon dan Turmudzi)

Abu darda menceritakan hadis berikut: Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya Allah mengutusku kepada kalian, tetapi kalian mengatakan engkau dusta, dan Abu Bakar mengatakan engkau benar. Ia telah membelaku dengan diri dan hartanya, apakah kalian tega meninggalkan sahabatku (yakni Abu Bakar)." Hal ini diucapkannya beliau dua kali, setelah itu Abu Bakar tidak ada yang mengganggunya.

Abu Hurairah ra menceritakan hadis berikut, bahwa Nabi saw pernah bersabda: "Siapakah di antara kalian yang puasa di hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Aku" Nabi saw bertanya lagi, "Siapakah di antara kalian yang mengantarkan jenazah di hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Aku" Nabi saw bertanya lagi, "Siapakah di antara kalian yang memberi makan orang miskin?" Abu Bakar menjawab, "Aku." Nabi saw bertanya lagi, "Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang sakit di hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Aku." Maka Rasulullah saw bersabda, "Tidak sekali-kali semua perkara itu dilakukan oleh seseorang kecuali ia masuk surga." (HR. Muslim)

Ibnu Umar ra menceritakan hadis berikut yang ia terima langsung dari Nabi saw: "Nabi saw bersabda kepada Abu Bakar: "Engkau adalah temanku di atas telaga(ku) dan temanku di dalam gua." (HR. Turmudzi)

Keutamaan Sayyidina Umar ra

Dialah Umar ibnul Khattab ibnu Nufail ibnu Abdul Uzza ibnu Rayyah ibnu Abdullah ibnu Qarth ibnu Addiy ibnu Ka'b ibnu Lu-ay ibnu Ghalib ibnu Fihr. Nasabnya bertemu dengan Nabi saw pada kakek Nabi saw yang ketujuh. Dengan demikian, berarti dia adalah orang Quraisy dari Bani 'Adawy. Nabi saw menjulukinya dengan nama panggilan Abu Hafsh karena kekerasannya, sebab arti hafsh ialah singa. Nabi saw menjulukinya pula dengan panggilan al-Faruq yang artinya orang ahli dalam membedakan perkara yang hak dan bathil. Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan, "Kami selalu berjaya sejak Umar masuk Islam."
Abu Sa'id ra menceritakan hadis berikut, bahwa Nabi saw pernah bersabda: "Ketika aku sedang tidur, aku bermimpi melihat manusia ditampilkan di hadapanku dan semuanya memakai baju gamis. Di antara mereka ada yang bajunya hanya sebatas kedua susunya, dan yang lain ada yang lebih rendah daripada itu. Kemudian datang Umar ibnul Khattab memakai baju gamis yang ia tarik (karena panjangnya). Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah takwil mimpi itu?" Nabi saw menajwab, "Agama." (HR Syaikhon) Takwil mimpi tersebut adalah agama yang dipegang oleh masing-masing (umat Rasulullah), dan sayyidina Umar ra dalam takwil tersebut agamanya lebih kuat dari selainnya sesudah sayyidina Abu Bakar ra

Abu Hurairah ra menceritakan hadis berikut, bahwa Nabi saw pernah bersabda: "Sesungguhnya sebelum kalian terdapat segolongan kaum lelaki dari kalangan Bani Israil yang membeicarakan (sesuatu sebelum terjadinya) padahal mereka bukanlah nabi. Jika ada seseorang yang seperti mereka dari kalangan umatku, maka dia adalah Umar." (HR. Syaikhon dan Turmudzi)

Sa'd ibnu Abu Waqqash ra menceritakan hadis berikut: Rasulullah saw bersabda: "Demi tuhan yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, tidak sekali-kali setan menjumpaimu (Umar) memakai suatu jalan kecuali setan pasti mengambil jalan lain yang bukan jalanmu." (HR. Syaikhon)

Keutamaan sayyidina Utsman ra

Dialah Utsman ibnu Affan ibnul 'Ash ibnu Umayyah ibnuAbdusy-Syams ibnu Abdu Manaf, kakek Nabi saw yang ketiga. Dengan demikian, berarti ia pun orang Quraisy juga. Namanya dikenal pula dengan Umawi karena dinisbatkan kepada kakeknya bernama Umayyah, dan berakar dari dialah golongan yang menamakan dirinya Umamiyyah. Utsman ini dijuluki dengan sebutan Dzun-Nuraini, karena dia mengawini dua putri Nabi saw. (setelah yang pertama wafat) dan belum pernah terdengar ada seseorang kawin dengan dua orang putri Nabi.

Suatu saat Nabi saw masuk ke dalam suatu kebun, lalu mememrintahkan Abu Musa supaya menjaga pintu kebun agar tidak ada seorang pun yang masuk kecuali seizin beliau saw. Di dalam kebun itu terdapat sebuah sumur yang diberi nama Aris, dan Nabi saw duduk di tepi sumur itu seraya menjulurkan kedua kakinya ke dalam. Lalu datang Abu Bakar dengan meminta izin terlebih dahulu dan beliau mengizinkan, datang Umar dengan meminta izin terlebih dahulu dan beliau mengizinkan. Kedua-duanya diberi kabar gembira bahwa mereka akan surga dan kedua-duanya pun memasukkan kaki mereka ke sumur sebagaimana Nabi saw. Kemudian datanglah Utsman ra, lalu meminta izin masuk, maka Nabi saw bersabda kepada Abu Musa, "Bukakanlah untuknya, dan sampaikan kepadanya berita gembira surga untuknya setelah malapetaka yang menimpanya." Dibukakanlah pintu untuk sayyidina Utsman dan disampaikanlah berita gembira untuknya lalu ia memuji Allah dan mengatakan ,"Hanya kepada Allah sajalah aku memohon pertolongan."

Keutamaan Sayyidina Ali ibnu Abu Thalib kw.

Dialah Ali ibnu Abi Thalib ibnu Abdul Muthallib, kakek Nabi saw yang pertama. Ali adalah orang Hasyimi dan Qurasyi, serta anak paman Nabi saw. Ayah Nabi saw dan Abu Thalib adalah saudara sekandung, yakni seayah dan seibu. Nama kun-yah atau julukan Ali kw antara lain ialah Abul Hasan dan Abu Turab. Dia masuk ISlam ketika masih berumur delapan tahun dan belum pernah sujud kepada berhala, karena itulah sesudah namanya disebut diikuti dengan ucapan karramallahu wajhahu yang artinya semoga Allah memuliakan wajahnya. Ibunya bernama Fatimah binti Asad ibnu Hasyim ibnu Abdu Manaf, dialah wanita Hasyimiyah pertama yang melahirkan seorang Hasyimi dalam Islam; dia masuk Islam dan meninggal dunia di Madinah, semoga Allah melimpahkan keridhaan kepadnya.

Salamah ibnu Akwa ra menceritakan hadis berikut: "Ali kw tidak ikut bersama Nabi saw dalam erang Khaibar karena sedang sakit mata, untuk itu ia mengatakan, "Aku tidak ikut perang." Tetapi ia keluar juga menyusul Nabi saw dan pada petang hari yang esok paginya Allah menaklukkan tanah Khaibar, rasulullah saw bersabda, "Aku benar-benar akan memberikan panji ini, atau besok pagi panji ini benar-benar akan dipegang oleh seorang lelaki yang dicintai oleh Allah dan rasul-Nya." atau Nabi saw bersabda: "Seorang lelaki yang mencintai Allah dan rasul-Nya, nanti Allah akan memberikan kemenangan kepadanya." Pada malam harinya orang-orang pun memperbincangkan hal ini, siapakah diantara mereka yang akan diserahi panji. Pada pagi harinya semua orang berkumpul di hadapan Rasulullah saw, masing-masing mengharapkan supaya diserahi memegang panji itu. Lalu Rasulullah saw bertanya, "Di manakah Ali ibnu Abu Thalib?" Mereka menajwab, "Wahai Rasulullah, dia sedang sakit mata." Nabi saw bersabda, "Panggillah dia." Lalu ia dipanggil dan dihadapkan kepadanya, Nabi saw meludahi kedua matanya seraya berdoa untuk kesembuhannya, maka sembuhlah Ali kw. dari penyakitnya seketika itu juga seakan-akan tidak pernah mengalami sakit mata, lalu Nabi saw menyerahkan panji kepadanya. Ali kw berkata, "wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka sehingga mereka mau seperti kita (masuk Islam)." (HR. Syaikhon)

Keutamaan Sepuluh Orang sahabat yang Mendapat Berita Gembira Masuk Surga

Sepuluh orang yang mendapat berita gembira masuk surga ialah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Az-Zubair, Sa'd ibnu Abu Waqqash, Abdurrahman ibnu Auf, Abu Ubaidah, dan Sa'id ibnu Zaid. Semoga Allah melimpahkan keridhaan-Nya kepada mereka.

Empat sahabat telah terdahulu disebutkan.

  • Thalhah ibnu Ubaidillah ra. Dialah Thalhah ibnu Ubaidillah ibnu Utsman ibnu Amr ibnu Ka'b ibnu Sa'd ibnu Tayyim ibnu Murrah ibnu Ka'b, nasabnya bertemu dengan nasab Nabi saw pada Murrah ibnu Ka'b, sedangkan dengan Abu Bakar pada Ka'b ibnu sa'd. Dia dikenal pula dengan julukan Thalhatul Khair dan Thalhatul Juud karena kedermawanannya. Ibunya bernama Ash-sha'bah bintul Hadhrami, saudara perempuan Al-'Ala Al-Hadhrami. ash-Sha'bah ikut hijrah, dan ketika putranya telah tiada, ia masih hidup, hanya tidak lama. Thalhah gugur syahid dalam perang Jamal tahun 36 Hijriyah. Dalam perang Uhud salah seorang kaum musyriki bermaksud memukul Nabi saw dengan pedangnya. Pukulan itu ditangkis oleh Thalhah dengan tangannya hingga tangannya lumpuh, tetapi hal itu menjadi kebanggan besar baginya. dalam perang Uhud, ketika Nabi saw hendak naik ke sebuah batu besar, tetapi tidak dapat , maka Thalhah menggendong beliau dan nabi saw naik hingga dapat sampai di atas batu besar itu, lalu Nabi saw bersabda: "Thalhah telah berjasa." Dalam kesempatan lain Nabi saw bersabda untuk Thalhah, "Dia termasuk orang yang gugur (sebagai syahid)."
  • Az-Zubair ibnul Awwam. Dialah Az-Zubair ibnul Awwam ibnu Khuwailid ibnu asad ibnu Abdul Uzza ibnu Qushai ibnu Kilab. Nasab Az-Zubair bertemu menjadi satu dengan nasab Nabi saw pada Qushai, ia dikenal dengan sebutan Al-Qurasyi al-Asadi yang dikaitkan dengan kakeknya bernama Asad. Ibunya bernama Shafiyyah binti Abdul Muthalib, yang berarti bibi Nabi saw. Az-Zubair masuk Islam ketika ia berusia delapan atau lima belas tahun, ia ikut perang Yarmuk dan menaklukkan Mesir bersama Amr ibnul 'Ash. ia mati terbunuh ketika sedang tidur di Lembah As-Siba' ketika baru pulang dari perang jamal pada tahun 36 Hijriyah. Semoga Allah melimpahkan keridhoan-Nya kepadanya. Nabi bersabda tentangnya: "Tiap-tiap Nabi mempunyai penolongnya sendiri, dan penolongku adalah Az-Zubair."
  • Sa'd ibnu Abi Waqqash ra. Dialah Sa'd ibnu Malik ibnu Uhaib ibnu Abdu Manaf ibnu Zuhrah ibnu Kilab ibnu Murrah; nasabnya bertemu dengan nasab Nabi saw pada Kilab ibnu Murrah. Sedangkan Uhaib adalah kakek Sa'd yang juga Paman Siti Aminah, ibu Nabi saw. Uhaib adalah saudara lelaki Siti Aminah, bernama Wahab ibnu Abdu Manaf ibnu Zuhrah. bani Zuhrah berkedudukan sebagai paman-paman Nabi saw dari pihak ibu. Sa'd ibnu Malik ikut dalam semua peperangan yang dipimpin Nabi saw, ia mendapat julukan Farisul Islam. ia adalah orang yang doanya dikabul wafat pada tahun 50 Hijriyah dalam umur 83 tahun. Semoga Allah melimpahkan keridhaan-Nya kepadanya. Di sisi Rasululah ia adalahs eorang remaja yang memiliki kekuatan yang keras lagi perkasa. dan ia pun terkenal sebagai pembidik anak panah yang tepat. Hingga pada perang Uhud Rasulullah bersabda kepadanya: "Tembakkan panahmu, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu." (HR. Syaikhon)

Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kalian mencela sahabatku, janganlah kalian mencela sahabatku. walaupun salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud sekalipun, tidaklah akan dapat mencapai satu mud seorang sahabat, tidak pula setengahnya."
Dalam sebuah hadis yang lain, rasulullah saw bersabda: "Allah, Allah menyertai para sahabatku, janganlah kalian mencemarkan kehormatan mereka. Barangsiapa yang mencintai mereka maka dengan citaku, aku mencintai mereka. Barangsiapa yang membenci mereka maka dengan kebencianku, aku membenci mereka."
Abdullah Ibnu Mas'ud ra pernah berkata: "Ikutilah petunjuk para sahabat Muhammad saw. Karena Allah telah memandang hati para hamba-Nya dan mendapatkan bahwa hati Muhammad saw merupakan sebaik-baik hati hamba-Nya. Maka beliaulah yang Dia pilih dan beliau pula yang Dia utus. Kemudian Allah memandang hati para hamba-Nya setelah Muhammad, lalu mendapatkan bahwa hati para sahabat merupakan sebaik-baik hati hamba-Nya, maka Dia mengangkat mereka sebagai pembantu-pembantu Nabi-nya yang gigih perperang membela agama-Nya." (HR. Ahmad)

Ucapan Ulama tentang sahabat Nabi Muhammad saw

Imam Abdullah bin alwi al-Haddad mengatakan: orang beriman harus meyakini keutamaan para sahabat Rasulullah saw dan urutan keutamaan mereka. Dan meyakini bahwa mereka semua adalah orang-orang yang adil, baik dan dapat dipercaya. Tidak (seorang pun dibenarkan) mencaci maupun memaki salah seorang dari mereka. Ia harus meyakini bahwa khalifah yang benar setelah Rasulullah saw adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, kemudian Umar al-Faruq, kemudian Utsman asy-syahid dan setelah itu 'Ali al-Murtadha. Semoga Allah meridhoi mereka semua, dan meridhoi semua sahabat Rasulullah saw dan tabi'in yang mengikuti mereka dengan baik, dan juga meridhoi kita, berkat rahmat-Mu wahai yang paling kasih dari semua yang berjiwa kasih.

Imam Ali bin Muhammad al-Habsyi berkata:

Betapa agung keutamaan yang diperoleh para sahabat. mereka menduduki tingkat shiddiqiyyah. Tiada kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan siddiqiyyah, kecuali nubuwwah (kenabian). Kebaikan tersebut datang kepada mereka silih berganti. Inayah Allah menyertai mereka. Seorang sahabat dapat melampaui seratus ribu maqom dalam sesaat. Derajat mereka lebih tinggi daripada orang yang melihat Nabi saw setelah beliau wafat. Sebab, para sahabat melihat Nabi dalam rupa yang sempurna. Sedangkan para wali maksimal melihat Nabi di alam lain. Para sahabat meraih kedudukan itu tanpa usaha yang berarti. Pagi hari mereka masih kafir, masuk waktu Ashar mereka telah mencapai derajat siddiqiyyah.
Wahai ibn Lasbaath, banjir membasahi tanah berdebu
Waktu Dhuha berlalu, sore hari telah hijau semua
Alangkah bodoh orang yang beradab buruk terhadap para sahabat Nabi saw
Seorang murid bertanya kepada Syeikhnya, "Siapakah yang lebih utama: Juneid bin Muhammad atau sahabat Nabi." Gurunya menjawab: "Seorang sahabat yang paling rendah lebih utama daripada 70 Juneid."
Jika qodho dan qodar berlaku kepada salah seorang dari mereka, maka sesungguhnya mereka memperoleh udzur, atau pahala. Semoga Allah mengaruniai kita kecintaan kepada al-Habib saw dan para sahabatnya."
Demikianlah firman Allah, sabda Rasulullah, dan ucapan para ulama yang menjelaskan tentang keutamaan para sahabat Nabi Muhammad saw. Karenanya wajib bagi kita untuk mencintai, memuliakan, meyakini keutamaan, mempercayai kejujuran, dan menjaga kehormatan para sahabat, baik golongan Anshor maupun golongan Muhajirin. Baik yang senior maupun yang Junior, yang awal maupun yang akhir dari mereka. Wajib dijaga dari pelanggaran, memperhatikan hak-haknya, dan memberikan bantahan kepada orang yang mencoba untuk menodainya. Sesungguhnya mencemarkan kehormatan seorang muslim saja sudah merupakan dosa besar di sisi Allah. Apalagi menghina, merendahkan, atau berprasangka buruk terhadap para sahabat baik dengan lidah maupun pena, dosanya lebih besar lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar