Selasa, 28 Desember 2010

ILMU TASAWUF

Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui tata cara meniti jalan pengabdian kepada Raja seluruh raja. Atau tasawuf adalah penjernihan batin dari berbagai kenistaan dan menghiasinya dengan berbagai macam keutamaan. Dasarnya adalah Al-Quran dan Sunnah. Imam Junaid bin Muhammad Al-Baghdady ra mengatakan: "Ilmu kita ini terikat denga Al-Quran dan Sunnah. Siapa yang tidak hafal Al-Quran namun dia mencari hadis, maka dia tidak mendapatkan bagian dari ilmu ini. Secara global dapat dikatakan bahwa tasawuf awalnya adalah ilmu, pertengahannya amal, dan akhirnya adalah anugerah, buahnya adalah pencapaian ilmu ladunni yang dilimpahkan oleh Allah ke dalam hati siapa pun yang dikehendaki-Nya di antara para wali-Nya. Ini berdasarkan firman Allah SWT: Dan bertakwalah kepada Allah, dan Allah pun mengajarimu. (Al-Baqoroh, 2: 282). Juga berdasarkan sabda Nabi saw: "Siapa yang mengamalkan apa yang diketahuinya, maka Allah mewariskan kepadanya ilmu tentang apa yang tidak diketahuinya."

Dalam sebuah kajian di kota Solo, Jawa tengah, Habib Umar bin Muhammad bin salim bin hafidz telah menjelaskan sejarah terbentuknya thariqah tersebut. Berikut saduran ceramah ilmiah beliau:
Jika berbicara tentang thariqoh berarti kita sedang membicarakan inti sari dan ruh Islam serta tujuan akhir seorang muslim di dalam hubungannya dengan Allah SWT.
Sebelum membahas lebih jauh permasalahan ini, pertama-tama kita harus mengetahui bahwa wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw berisi hukum-hukum yang berhubungan dengan jasmani dan hukum-hukum yang berhubungan dengan permasalahan hati; bagaimana kondisi hatinya terhadap Allah di saat dia beramal.
Hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan anggota tubuh ini selanjutnya dikenal dengan nama FIQIH atau fiqhuzh zhahir. Sedangkan hukum-hukum yang berhubungan dengan sifat-sifat hati, selanjutnya disebut fiqhul bathin, yang oleh sebagian besar umat Islam dikenal dengan nama tasawuf.
Ayat-ayat yang membahas perbuatan anggota tubuh melahirkan beberapa madzhab dalam ilmu fiqh, sedangkan ayat-ayat yang membahas berbagai permasalahan hati serta metode penyucian hati, melahirkan sejumlah thariqah dalam tasawuf.
Sebenarnya dalil atau landasan pendirian madzhab dan thariqah (tasawuf) tersebut sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw.
Pada saat itu, para sahabat menerima seruan dakwah Rasulullah saw dengan hati yang suci dari gejolak nafsu, bersih dari berbagai keinginan duniawi, serta kosong dari tujuan-tujuan yang tidak benar dan berbagai sifat tercela.
setiap saat mereka berusaha memperkuat pondasi tauhid yang terdapat di dalam hatinya dengan mengerjakan berbagai ibadah, seperti sholat, doa dan ebrbagai amal shaleh lain yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Kita pun menyaksikan bagaimana mereka berijtihad di hadapan Rasulullah saw tentang sebuah persoalan dan Rasul membenarkan kedua ijtihad tersebut. Kita juga melihat, ada sahabat yang menajdikan puasa sunah sebagai ibadah pokoknya, ada pula yang menjadikan shalat malam sebagai ibadah pokoknya dan ada pula yang berlama-lama ketika sujud dengan memperbanyak doa yang diajarkan Rasulullah saw diberbagai kesempatan sebagai ibadah pokoknya. Kondisi-kondisi semacam inilah yang menjadi landasan munculnya berbagai madzhab dalam fiqih dan thariqah dalam tasawuf.
Setelah agama Allah (Islam) tersebar luas di bumi Allah, sebagaimana telah dijanjikan oleh Rasulullah saw, maka tersebar pula ilmu-ilmu fiqh yang menjelaskan berbagai hukum zhahir dan ilmu-ilmu tasawuf yang menjelaskan metode mengolah hati menjadi ihsan, yaitu senantiasa memperhatikan bagaimana hubungan hati dengan Allah yang Maha Penyayang dan Maha Mulia. dalam kondisi semacam ini di tengah-tengah masyarakat tumbuh berbagai madzhab dan thariqah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar